6 Situs Kerajaan Lamuri: Transformasi Sejarah yang Mempengaruhi Peradaban Aceh

Sumber: lamurionline.com

 Oleh: Siti Hajar

Sebelum masuknya Islam, Kerajaan Lamuri diperkirakan menganut kepercayaan Hindu-Budha, seperti banyak kerajaan maritim lainnya di Nusantara. Namun, sekitar abad ke-12 hingga ke-13, Islam mulai masuk dan menyebar di wilayah ini melalui jalur perdagangan. Lambat laun, pengaruh Islam mengubah wajah Kerajaan Lamuri, baik dari segi budaya, hukum, hingga sistem pemerintahan.

Proses islamisasi ini menjadi tonggak penting yang kemudian mendorong munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Aceh, termasuk Kerajaan Samudera Pasai dan Kesultanan Aceh Darussalam. Lamuri yang sebelumnya berdiri sendiri, akhirnya melebur ke dalam Kesultanan Aceh yang lebih besar dan lebih kuat di bawah kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah pada awal abad ke-16.

Pengaruh Lamuri dalam Aceh Hari Ini

Meskipun Kerajaan Lamuri tidak lagi berdiri, pengaruhnya tetap terasa dalam kehidupan masyarakat Aceh hingga sekarang. Beberapa hal yang masih terlihat jelas antara lain:

Jejak Sejarah dan Situs Arkeologi. Banyak peninggalan sejarah seperti benteng, makam kuno, dan situs arkeologi di kawasan Lamreh, Aceh Besar. Nama “Lamuri” masih digunakan sebagai identitas dalam beberapa nama tempat di Aceh. Lamuri banyak yang berpendapat dari kata Indrapuri.

Identitas Islam yang Kuat. Proses islamisasi yang dimulai sejak masa Lamuri menjadi fondasi bagi kuatnya nilai-nilai Islam dalam budaya Aceh hingga saat ini. Syariat Islam yang diterapkan di Aceh merupakan kelanjutan dari peran besar kerajaan-kerajaan Islam terdahulu.

Kebudayaan dan Tradisi. Beberapa adat dan tradisi Aceh, seperti sistem pemerintahan mukim dan gampong, memiliki jejak dari struktur kerajaan terdahulu. Seni, sastra, dan hikayat Aceh sering kali merujuk pada sejarah kerajaan-kerajaan lama, termasuk Lamuri.

Pusat Peradaban Maritim. Sejak era Lamuri, Aceh telah menjadi pusat perdagangan maritim yang penting, dan hingga kini, Aceh tetap memiliki posisi strategis di Selat Malaka.

Mewariskan Sejarah Lamuri kepada Generasi Muda

Sayangnya, tidak banyak yang mengenal sejarah Kerajaan Lamuri dibandingkan dengan Kesultanan Aceh atau Samudera Pasai. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggali dan mendokumentasikan kembali sejarah ini agar tidak hilang ditelan zaman.

Dengan ini saya sebagai penulis artikel ini mengajak adik-adik rekan yang nantinya akan melanjutkan sejarah, galilah sejarah, pelajari dan teruskan ini untuk generasi selanjutnya dengan:  Mengunjungi situs-situs sejarah dan mempelajari lebih lanjut tentang Lamuri. Menulis dan membagikan cerita sejarah kepada anak-anak dan masyarakat luas. Mempromosikan sejarah Aceh dalam pendidikan, media sosial, dan budaya populer.

Dengan memahami sejarah Lamuri, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga memahami bagaimana peradaban Aceh berkembang hingga saat ini.

Kerajaan Lamuri meninggalkan jejak sejarah yang masih dapat ditemukan di beberapa lokasi di Aceh, khususnya di Aceh Besar. Berikut adalah beberapa lokasi yang diyakini berkaitan dengan Kerajaan Lamuri serta kapan situs-situs tersebut ditemukan atau mulai diteliti:

1. Situs Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.

Situs ini sudah lama dikenal oleh masyarakat setempat, namun penelitian arkeologi secara intensif dilakukan sejak awal 2000-an. Benteng-benteng kuno yang diyakini sebagai bagian dari pertahanan Kerajaan Lamuri. Struktur bangunan batu yang mirip dengan situs di Samudera Pasai. Temuan artefak seperti keramik, batu nisan kuno, dan peralatan perdagangan.

Lokasi ini diyakini sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Lamuri sebelum melebur ke Kesultanan Aceh.

2. Makam Tua di Kandang Aceh, Banda Aceh

Makam-makam ini telah lama dikenal, tetapi penelitian mendalam dilakukan pada abad ke-20 oleh para sejarawan. Batu nisan dengan aksara Arab dan motif khas abad ke-13 hingga 15. Bukti keberadaan tokoh-tokoh Islam awal di Aceh.

Diyakini sebagai makam para pemimpin awal Islam di Aceh yang kemungkinan memiliki keterkaitan dengan Kerajaan Lamuri.

3. Situs Indrapurwa, Kecamatan Krueng Raya, Aceh Besar

Penelitian mulai gencar dilakukan sejak awal 2010-an. Struktur bangunan batu yang diduga bekas tempat ibadah Hindu-Buddha sebelum Islam datang. Fragmen arca dan relief yang mengindikasikan pengaruh peradaban awal.

Menggambarkan peralihan dari pengaruh Hindu-Buddha ke Islam di wilayah Kerajaan Lamuri.

4. Benteng Inong Balee, Krueng Raya

Benteng ini sudah diketahui sejak masa kolonial Belanda, tetapi penelitian mendalam dilakukan lebih belakangan. Struktur benteng pertahanan yang diyakini pernah digunakan sejak era Lamuri hingga Kesultanan Aceh. Bukti adanya sistem pertahanan maritim di pesisir Aceh.

Menunjukkan peran strategis wilayah ini dalam pertahanan kerajaan di masa lalu.

5. Situs Peninggalan di Gampong Lamnga, Aceh Besar

Beberapa temuan arkeologi mulai mendapat perhatian sejak 2015. Batu nisan dan struktur bangunan tua yang berhubungan dengan masa awal Islamisasi Aceh. Artefak yang menunjukkan hubungan dagang dengan pedagang asing.

6 Masjid Tua Indrapuri di Aceh Besar. Mesji ini juga bukti jejak peradaban Kerajaan Lamuri yang mengalami transformasi dari kepercayaan Hindu-Buddha ke Islam. Awalnya diduga sebagai kompleks candi atau istana pada abad ke-12, bangunan ini kemudian diubah menjadi masjid pada masa Kesultanan Aceh, terutama di era Sultan Iskandar Muda. Struktur bertingkatnya yang menyerupai punden berundak menunjukkan pengaruh arsitektur Hindu-Buddha yang masih melekat, sementara fungsinya sebagai tempat ibadah mencerminkan kuatnya Islamisasi di Aceh.

Selain menjadi pusat keagamaan, masjid ini juga berperan dalam perjuangan melawan kolonial Belanda dan kini menjadi situs sejarah yang menggambarkan perjalanan panjang Aceh dari masa kerajaan hingga era modern.

Jejak Kerajaan Lamuri tersebar di berbagai titik di Aceh Besar, terutama di kawasan pesisir dan strategis seperti Lamreh, Krueng Raya, dan Kandang Aceh. Situs-situs ini menunjukkan bahwa Lamuri adalah kerajaan maritim yang maju dan memiliki pengaruh besar dalam sejarah Aceh.[]

Lebih baru Lebih lama