![]() |
Sumber: https://www.instagram.com/p/DFelEsJSdw1/ |
Oleh: Siti Hajar
Masjid Raya Baiturrahman bukan sekadar bangunan megah yang berdiri di
jantung Kota Banda Aceh. Ia adalah saksi sejarah yang hidup, tempat berlabuhnya
hati para pencari ketenangan, serta simbol kebangkitan dan ketahanan masyarakat
Aceh. Pesona masjid ini tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya,
tetapi juga dalam cerita panjang yang menyertai setiap sudutnya.
1. Sejarah yang Kaya dan Penuh Perjuangan
Masjid Raya Baiturrahman pertama kali didirikan pada masa Kesultanan Aceh,
tepatnya pada era Sultan Iskandar Muda (1607–1636). Pada masa itu, masjid ini
berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat
pendidikan Islam dan pemerintahan.
Namun, sejarah mencatat tragedi besar menimpa masjid ini pada tahun 1873,
ketika Belanda menyerang Aceh. Dalam upaya menduduki Kesultanan Aceh, Belanda
membakar habis masjid ini, yang saat itu menjadi simbol perlawanan rakyat Aceh.
Tindakan itu memicu kemarahan besar, dan perjuangan rakyat Aceh melawan
kolonialisme semakin membara.
Menyadari kesalahannya, Belanda akhirnya membangun kembali masjid ini pada
tahun 1879 sebagai upaya meredakan kemarahan rakyat Aceh. Masjid yang baru ini
memiliki satu kubah, berbeda dari bentuk aslinya, dan terus mengalami renovasi
hingga saat ini, memiliki tujuh kubah dengan sentuhan arsitektur khas Timur
Tengah dan Mughal.
2. Arsitektur Megah dengan Sentuhan Mughal
Salah satu pesona utama Masjid Raya Baiturrahman adalah
keindahan arsitekturnya yang memukau. Jika diperhatikan, desainnya memiliki
kemiripan dengan Taj Mahal di India, karena dipengaruhi oleh gaya arsitektur
Mughal yang berkembang di Asia Selatan. Berikut beberapa elemen arsitektural
yang menjadikannya begitu istimewa:
·
Kubah Hitam yang Ikonik
Berbeda dengan masjid-masjid di Indonesia yang umumnya memiliki kubah berwarna
emas atau hijau, Masjid Raya Baiturrahman justru memiliki tujuh kubah hitam
pekat yang sangat khas. Kubah ini
memberikan kesan megah dan unik, menjadikannya salah satu masjid paling mudah
dikenali di dunia.
·
Menara
yang Menjulang Tinggi
Masjid ini memiliki beberapa menara tinggi yang berfungsi sebagai tempat azan
dikumandangkan. Menara utamanya yang menjulang menambah keagungan masjid ini,
mengingatkan kita pada menara-menara di masjid besar di Timur Tengah.
·
Halaman Luas dengan Payung Raksasa
Pada tahun 2015, halaman masjid dilengkapi dengan 12 payung raksasa otomatis
yang menyerupai payung di Masjid Nabawi, Madinah. Keberadaan payung ini memberikan kenyamanan bagi
jemaah, terutama saat siang hari, serta menambah keindahan visual masjid.
·
Kolam
dan Air Mancur yang Menenangkan
Di bagian depan masjid terdapat kolam besar dengan air mancur yang memberikan
suasana sejuk dan damai. Air di kolam ini sering memantulkan bayangan masjid,
menciptakan pemandangan yang sangat indah, terutama saat senja tiba.
3. Keajaiban
Saat Tsunami 2004
Bencana tsunami
yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 meninggalkan duka mendalam bagi dunia.
Gelombang dahsyat yang mencapai 30 meter menyapu bersih kota Banda Aceh,
menghancurkan ribuan rumah, dan merenggut lebih dari 170 ribu nyawa.
Namun, di tengah
kehancuran itu, Masjid Raya Baiturrahman tetap berdiri kokoh. Air bah sempat
memasuki halaman masjid, tetapi bangunannya tidak roboh. Banyak warga yang
menyelamatkan diri dengan berlari ke dalam masjid, dan tempat ini menjadi saksi
hidup dari kedahsyatan bencana sekaligus simbol harapan bagi masyarakat Aceh.
Setelah tsunami,
Masjid Raya Baiturrahman menjadi tempat pengungsian, posko bantuan, dan pusat
pemulihan mental bagi masyarakat. Keajaiban yang terjadi semakin memperkuat
keyakinan bahwa masjid ini bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga rumah
spiritual bagi umat Islam di Aceh dan dunia.
4. Pusat
Keislaman dan Kebudayaan di Aceh
Masjid Raya
Baiturrahman bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keislaman
dan kebudayaan di Aceh. Setiap hari, ratusan hingga ribuan orang datang ke
masjid ini untuk shalat, belajar, atau sekadar menikmati keindahan
arsitekturnya.
Beberapa kegiatan
yang sering berlangsung di sini antara lain:
·
Pengajian
dan Kajian Islam
Masjid ini sering mengadakan kajian Islam, baik
untuk anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Pengajian ini melibatkan
ulama-ulama ternama dari Aceh dan luar daerah.
·
Peringatan
Hari Besar Islam
Setiap Idul Fitri dan Idul Adha, ribuan umat Islam
berkumpul di masjid ini untuk melaksanakan shalat berjamaah. Suasana penuh
kebersamaan terasa begitu kuat, menunjukkan bahwa masjid ini memang menjadi
jantung spiritual bagi masyarakat Aceh.
·
Wisata
Religi
Banyak wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, datang untuk
melihat keindahan dan merasakan atmosfer religius di masjid ini. Beberapa di
antaranya berasal dari Malaysia, Brunei, Timur Tengah, hingga Eropa.
5. Pesona Malam yang Menakjubkan
Salah satu waktu terbaik untuk
mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman adalah saat malam hari. Pencahayaan yang dipasang di sekitar masjid
menciptakan suasana yang begitu magis dan mempesona.
·
Kubah
hitamnya terlihat berkilau di bawah cahaya lampu.
·
Air
di kolam depan memantulkan keindahan bangunan, menciptakan efek visual yang
sangat indah.
·
Payung
raksasa terbuka, memberikan nuansa seperti berada di Masjid Nabawi.
Bagi pecinta
fotografi, malam hari adalah momen terbaik untuk mengabadikan keindahan masjid
ini.
Masjid Raya Baiturrahman bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol
kebangkitan, keteguhan, dan keindahan Aceh. Dari sejarah panjangnya yang penuh
perjuangan, arsitektur megahnya yang memikat, hingga keajaibannya saat tsunami
2004, masjid ini telah menjadi ikon yang tak tergantikan.
Bagi siapa saja yang mengunjungi Banda Aceh, berkunjung ke Masjid Raya
Baiturrahman bukan hanya tentang melihat bangunan indah, tetapi juga tentang
merasakan sejarah, spiritualitas, dan pesona yang begitu mendalam. Saat saya
kuliah dulu sekitar tahun 2000-an, teman-teman bilang belum sah ke Banda Aceh
kalau belum ke Masjid Raya Baiturrahman. Dan sah ke Baiturrahman kalau belum
menggabdikan dengan membuat foto berpose di depan Masjid kebanggan orang Aceh
ini. []